Minggu, 19 Mei 2013

Gurun di Tengah Danau (membaca jangan dikit-dikit)

SESUNGGUHNYA saya heran (bin-gung) mengapa banyak teman-teman terutama (barangkali) simpatisan PKS yang setiap hari gencar memposting pembelaan terhadap ustadz Luthfi Hasan Ishaq (mantan presiden PKS) maupun partainya atas dugaan kasus impor daging sapi, lantas menyalahkan KPK secara vulgar, dan juga sampai berkembang ke ranah Pengadilan vs PKS, sehingga timbul skor terhadap jalannya sidang pengadilan, Si A menang karena kesaksian ini, Si B kalah karena kesaksian itu, skor 0:1,… padahal semua tahu bahwa kesaksian seseorang belum tentu benar adanya (meski disumpah atas nama Tuhan), tentu saja akan dikonfrotasi dengan saksi-saksi lainnya.

NAMUN lebih heran lagi, ternyata banyak kawan-kawan saya yang entah kenal PKS atau tidak juga gencar memposting sisi buruknya Ustadz Luthfi maupun PKS atas kasus ini, baik lewat gambar, simbol, cibiran, atau hujatan yang sangat miris dan menyesakan dada membacanya, padahal kita semua paham bahwa ustadz Lutfi belum tentu salah dalam kasus ini..

PASTI saja masing-masing ada alasannya, pembelaan atas alasan keseimbangan berita yang selalu menyudutkan ustadz Luthfi apalagi menyangkut partai nampaknya masuk akal, namun bila dilakukan secara berlebihan apalagi kemudian menyerang dan menjelekan proses legitimasi peradilan dan lembaga pemerintahan lainnya yang kita punyai dapat menyebabkan orang awam jengah, yang akhirnya dapat memperburuk citra PKS itu sendiri. Disisi lain menulis dan menghujat seseorang dengan sangkaan buruk untuk sesuatu yang belum tentu dilakukan, seperti apa yang dituduhkan terhadap ustadz Luthfi dapat menjerumuskan kita dalam bahaya FITNAH yang besar, dan ini sungguh akan dimintai pertanggungjawabannya nanti di akhirat, baik bila Ustadz Luthfi terbukti salah apalagi bila tidak terbukti salah nantinya.

SAYA sendiri menyakini bahwa dibalik kasus itu pasti ada hikmah tersembunyi yang belum bisa kita lihat secara kasat mata saat ini. adapun apa yang disangkakan kepada beliau bisa jadi benar bisa jadi tidak benar. Telah banyak kisah mengenai orang-orang sholeh yang episode endingnya mati dalam kekufuran, menganalogikan kepada kita bahwa seorang ustadz atupun orang suci sekalipun bisa saja berbuat salah, karena ‘ustadz juga manusia…’ (kata Candil – Serieus band), namun sebaliknya tidak sedikit orang baik yang diseret-seret masuk penjara bahkan sampai dihukum mati akibat fitnah keji ataupun kejahatan rekayasa penguasa…

ADALAH hal terbaik bila kita bisa mengendalikan diri untuk tidak sekedar memposting tulisan membela si A namun menghujat si B, menyalahkan si A dan taklid buta kepada si B,… akan menjadi konstruktif bila kita menghormati dan mendorong proses yang telah dipunyai dan disepakati bersama, yaitu sistim pengadilan yang saat ini sedang berjalan. Beri kesempatan pengadilan untuk menjalankan tugasnya, dukung dakwaan atau pembelaan di forum tersebut melalui informasi yang anda punya seluas-luasanya, fightlah disana, demi kebenaran dan keadilan, bukan posting sensasi apalagi hujatan. Insya Allah hakim nantinya dapat memberikan putusan yang tepat dan wajar atas pertimbangan kebenaran yuridis (hukum) dengan kebenaran fisolofis (keadilan).

BILA pada akhirnya putusan hakim tidak menyenangkan, itulah realita yang ada dan harus diterima, karena ini memang pengadilan dunia bung, mana bisa adil dan puas, sementara batas adil dan puas di dunia hanya sebuah garis maya yang selalu berubah-ubah letaknya. Namun please, saya kasih tahu nih, hakim itu bila memutuskan perkara akan selalu bilang “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”, maka sebagai wakil Tuhan di dunia, pastilah ia tidak main-main dengan putusan itu, karena ia akan mempertanggungjawabkan dihadapan Allah swt langsung bila ‘ngawur’ dalam memutuskan suatu perkara.

NAH pada akhirnya semua akan makhfum dan sepakat, bahwa sebaik-baik pengadilan hanyalah pengadilan Allah swt nanti di akhiarat, dimana setiap anggota tubuh akan memberikan kesaksian sejujur-jujurnya tanapa ada yg bisa ditutup-tutupinya.

“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberikan kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan: (QS. Yaasiin : 65).

Balikpapan, 16 Mei 2013



Tidak ada komentar: