Jumat, 16 November 2012

Komunikasi – Tausiah Malam Jum’at (3)

Jalaludin Rakhmat, pernah menulis, kita tidak bisa menghindar dari komunikasi. Bahkan ketika diam, anda juga berkomunikasi. Ketika pejabat mengatakan “no comment”, ia sebetulnya menyampaikan komunkasi dengan kita sehingga kita perlu berkomunikasi untuk menghindari komunikasi. Istri yang tidak ingin berkomunikasi dengan suaminya dapat memilih beberapa cara. Ia terus terang tidak ingin berbicara dengan suaminya, atau bisa menanggapi dengan cara memberikan jawaban yang tidak relevan, atau ia membisu. Namun, apa pun yang dipilihnya, ia saja tetap berkomunikasi.

Bahkan sore ini, selepas mandi karena desakan anak ragil (Khairana – 4th) yang minta dibelikan cat air, maka saya bersama Khairana dan ibunya (sekaligus istri saya) meluncur ke sebuah swalayan di dekat Asrama Haji, Manggar, Balikpapan, kurang lebih 5 km dari rumah jaraknya. Swalayan baru ini tampak startegis dan cukup ramai dikunjungi para pembeli yang belanja keperluan sehari-hari.

Setelah berkeliling, ambil ini ambil itu, pilih ini pilih itu, maka cukuplah acara belanja dadakan ini disudahi dan saya segera bergegas melangkah ke kasir, mengingat sebentar lagi menjelang waktu maghrib. Sesaat, kasir mulai menghitung dengan cekatan dan luwes, serta sesekali mengkonfirmasi,

“Benar ini susu Bonneto rasa madu yang dibeli pak ?”
“Ya betul” jawab saya singkat
“Rasa madu ya pak ?” tanya kasir lagi,…
“Iya”… seraya sedikit heran, apa tadi dia tidak dengar..ciyuus mi apa…

Tadinya saya tidak begitu kepikir untuk berpikir, tapi akhirnya jadi kepikir untuk dipikir (red : mbulet jadinya), maksudnya, kenapa kasir tadi koq menanyakan hal itu, apa relevansinya ? namun dalam hati, sesungguhnya ada sedikit kebimbangan dalam diri saya ketika ditanya, rasa madu kah, rasa fanila kah, rasa kencur kah…, dan kasir seakan-akan menangkap sinyal tersebut, namun ah.. EGP (emang gue pikirin).

Sesampai di rumah, bongkar-bongkar belanjaan datanglah si Anak lanang (Farhan), and langsung komentar pertamanya,

“Lho susunya koq rasa madu ? aku sudah nggak cocok susu rasa madu, sekarang Fanila yang aku suka…!” protesnya.
“Eeee… madu itu menyehatkan badan lho…” jawabku spontan dan sekenanya…

Nah lho… lho nah…, apa kubilang, communication is very important, akibat hanya feeling dan menurut kebiasaan, tanpa komunikasi yang baik bisa terjadi ketidakselarasan dan ketidakcapaian tujuan. Walhasil, kesadaran saya mengatakan bahwa baru saja saya disentil Allah Yang Maha Rakhman, melalui dua kali konfirmasi kasir bahwa ada sesuatu yang terlewat dalam proses delivery order, yaitu Komunikasi.

So, disini saya hanya ingin tausiah, apapun yang melibatkan pihak lain, mestilah kita harus mengkomunikasikan tujuan dan rencana kita dengan baik dan jelas. Dan bagaimana itu, contohlah perilaku Rosullullah, beliau merupakan pakar dan suri tauladan dalam berkomunikasi.

Balikpapan, 15 November 2012
Selamat Tahun Baru Hijrah.







Tidak ada komentar: