Rabu, 10 Agustus 2011

Dua belas atau duapuluh tiga pak ? (Edisi puasa 1)


Masjid At-Taqwa - Balikpapan

Pada kesempatan awal-awal puasa Bulan Ramadhan tahun ini (2011), saya mengajak anak-anak dan istri sholat tarawih ke Masjid Agung, Masjid  At-Taqwa – Klandasan, Balikpapan. Masjid yang konon khabarnya dibangun pada tahun 1922, sampai sekarang masih dalam tahap finalisasi renovasi. Menurut perencanaan renovasi yang dianggarkan sebesar 65 milyar ini meliputi pembangunan tiga lantai, empat menara sudut yang tingginya mencapai 40 meter, dan sebuah menara utama setinggi 70 meter yang dilengkapi dengan sarana lift. Saya masih punya kenangan, dimana setiap kesempatan ke kantor Arutmin atau BCS yang di gedung BRI (sebelah masjid), bila ada kesempatan sholat dhuhur atau sholat  jum’at sesekali disana saat dulu (yach dahulu sambil menerawang).
Dari rumah Borneo Paradiso ke masjid tersebut, saya kira lebih dari 10 km (approximatelylah), maka kami berangkat lebih awal dari sebelum buka puasa. Sampai dipertengahan jalan ternyata keburu adzan maghrib, maka singgahlah dulu di salah satu masjid di Sepinggan yang cukup luas, untuk berbuka dan sholat maghrib dulu. Hedeh,..TYT (ternyata) asyik juga buka ditengah jalan, tinggal buka pintu belakang mobil dan digelar makan dan minuman yang telah disiapkan oleh ibunya anak-anak.
Selesai berbuka, sholat dan makan, maka perjalannan dilanjutkan kembali menuju Masjid At-Taqwa untuk tujuan sholat isya dan tarawih yang telah direncanakan tadi. Sampailah kami ke plataran masjid yang saat itu sudah mulai ramai dikunjungi oleh jama’ah yang saya yakini punya tujuan yang sama,dan tak ketinggalan pula penjual makanan juga ada disekeliling masijid tersebut, alkhamdulillahi, Ramadhan memang selalu membawa barokah.      
Priiit..priiiit…. demikian terdengar suara aba-ba parkir, saya tengok kiri-kakan … (kulihat saja, banyak pohon cemara…aaa..aaa)

“pak …. duabelas atau duapuluh tiga….?” tiba-tiba pak tukang parkir melongok dari jendela.
"apa…?"  jawabku karena kurang jelas dan nggak paham, maklum ramai dan Krodit (Krodit Candak Kulak – KCK Kalee !) situasi saat itu.
‘kalau duabelas yang pendek, kalau duapuluh tiga yang panjang…..”, sahutnya
“Oooh, begitu ?, yang pendek saja deh !” sambil mulai memutar balik posisi parkir…
Saya baru ngeeh, kalau yang dimaksud pak tukang parkir tadi duabelas maksudnya adalah Sebelas (tarawih 11 rakaat - pendek) dan  duapuluh tiga (tarawih 23 rakaat – panjang). Secara logika. benar juga tukang parkir menanyakan kepada kita pilihan tadi, dimana bila kendaraan yang sholat panjang akan ditempatkan dibelakang, sedang sholat pendek didepan, biar tidak terjadi kekacaubalauan atau kehuruharaan sehabis sholat.

Selebihnya mengenai angka duabelas tadi saya hanya bergumam, ah paling dia salah ucap saja karena saking sibuknya mengatur parkiran kendaraan dan motor. Namun disisi lain saya juga miris, kalau-kalau dia memang tidak tahu saking sibuknya mengurus parkiran, sehingga malah tidak ikut sholat tarawih baik yang pendek apalagi yang panjang, karena takut tanggung jawabnya sebagai tukang parkir terabaikan (tanggung jawab dari hongkong apa ?), padahal notabene masjid ada didepan mata ?
Saya mesti harus berbaik sangka saja deh, bahwa memang dia hanya salah ucap saja tadi, dan yang pasti, dia telah melakukan sebuah inovasi, telah membuat kita lebih mudah terutama saya terbantukan untuk malakukan parkir dan keluar dengan baik dan lancar (so what gitu lhoooh). Nah, coba anda banyangkan bila yang tarawih rakaat pendek berada dibelakang kendaraan tarawih rakaat panjang,…. Woooow, pulang-pulang bisa-bisa jadi nggak ikhlasss dan stressss…!
Trims so much Parkman,…  dan akhirnya, apapun saya kembalikan kepada Allah, Dia Yang Maha Tahu isi hati manusia….
Sebuku, 10 Ramadhan 1432 H

Tidak ada komentar: