Minggu, 06 Maret 2011

KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF DALAM PROSES PERUBAHAN
DI PT. BAHARI CAKRAWALA SEBUKU
(Oleh : Hendrato Agung Gunawan)

Abstrak
Memimpin perubahan merupakan salah satu tanggung jawab kepemimpinan yang paling penting dan sulit. Upaya untuk melakukan perubahan yang dilakukan oleh PT. Bahari Cakrawala Sebuku harus benar-benar didukung oleh kepemimpinan yang efektif agar proses perubahan untuk perbaikan kinerja bisa berhasil dan berjalan baik. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yang perlu dilakukan perubahan dapat dibedakan atas dasar : sikap, perilaku, budaya, teknologi dan diagnosis. Adapun permasalahan yang dihadapi perusahaan terhadap kepemimpinan (leadership) dan pengikutnya (follower) antara lain ; penerapan Standard Operation Procedure (SOP) yang belum sesuai dengan rencana, budaya dan nilai-nilai perusahaan tidak berjalan seiring, proses peralihan dan aplikasi software SAP berjalan lamban dan lemahnya sistim keamanan terhadap asset perusahaan dan keselamatan pekerja terhadap gangguan luar. Dengan menerapkan konsep kepemimpinan yang efektif diharapkan terjadi perubahan yang positif dalam perbaikan kinerja di perusahaan. Untuk itu efektifitas para pemimpin (manajer) perusahaan akan diukur berdasarkan kontribusi pemimpin pada kualitas proses pengembangan kelompok yang dirasakan oleh seluruh anggota / anak buah selain dari pencapaian tujuan utama itu sendiri.

PENDAHULUAN

Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi (House et Al., 1999). Sedang kepemimpinan menurut Yukl Gary, (2009), didifinisikan sebagai berikut :

“Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama.”

Sementara itu dalam budaya Indonesia, menurut Ki Hajar Dewantoro, seorang pemimpin diposisikan sebagai seorang yang harus dapat memberikan teladan bila berada di depan (ing ngarso sung tulodo), membangun semangat bila berada di tengah (ing madyo mangun karso), dan memberi dorongan bila berada di belakang (tut wuri Handayani) (Kantor Menteri Negara Pemberdayaan BUMN). Pemimpin merupakan inti dari manajemen, artinya manajemen akan dapat mencapai tujuan jika pemimpinnya mempunyai sifat kepemimpinan yang baik dan efektif untuk mengatur dan memimpin karyawan atau bawahannya.

PT. Bahari Cakrawala Sebuku, dalam upayanya melakukan perubahan mengalami beberapa permasalahan-permasalahan yang dapat mengganggu efektifitas dan produktivitas kerja. Permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan aspek kepemimpinan antara lain ; penerapan / implementasi Standard Operation Procedure (SOP) yang belum sesuai target, budaya dan nilai-nilai perusahaan tidak berjalan seiring, proses peralihan dan aplikasi software SAP berjalan lamban dan lemahnya sistim keamanan terhadap asset perusahaan dan keselamatan pekerja terhadap gangguan luar.

Untuk melihat bagaimana perilaku kepemimpinan perusahaan ini diterapkan dalam upaya perbaikan kinerja dilakukan melalui pendekatan terhadap efisiensi tugas, hubungan manusia dan perubahan adaptif. Ketiga jenis perilaku ini berinteraksi untuk bersama-sama menentukan kinerja tim dan diterapkan untuk sifat tugas dan lingkungan pekerjaan dilakukan. Menurut Yukl G., (2009), para pemimpin yang efektif menentukan mana perilaku yang berorientasi tugas, hubungan atau perubahan yang spesific yang tepat sehingga sama-sama dapat dibandingkan untuk situasi dan kondisi tertentu. Untuk melakukan perubahan-perubahan dalam rangka memperbaiki memperbaiki kinerja perusahaan ini, perilaku pemimpin yang berorientasi pada hubungan spesifik akan sangat penting dilakukan ditunjang dengan orientasi tugas dan perubahan sebagai pendukung.

Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menghadapi permasalahan yang ada di perusahaan ini, gaya kepemimpinan partisipasif sangat cocok untuk diterapkan diperusahaan ini.

PERMASALAHAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN

Dalam upayanya melakukan perubahan untuk perbaikan kinerja perusahaan ini, dijumpai beberapa permasalahan-permasalahan dilihat dari sisi aspek kepemimpinan dan kekaryawanan antara lain;

Penerapan / implementasi Standard Operation Procedure (SOP) yang belum sesuai target yang diharapkan. Dalam setiap tahapan kegiatan telah dibuatkan Standar operation procedure (SOP), dimana SOP ini sebagai pedoman langkah-langkah yang telah dianalisa dari segi keselamatan maupun produktifitas untuk dikerjakan. Dalam implementasinya banyak dijumpai karyawan yang melakukan pekerjaan tidak mengikuti prosedur yang ada. Dari tabel perbaikan incident terlihat banyak faktor perbaikan administrasi sekitar 31% (lihat lampiran-2). Hal ini menunjukan bahwa kesadaran dari karyawan masih kurang dan sistim kontrol yang dilakukan masih lemah.

Budaya dan nilai-nilai perusahaan tidak berjalan seiring. Dengan komposisi karyawan local 70% dan non local 30% dimana karyawan local mempunyai tingkat pendidikan mayoritas relatif rendah yaitu SD dan SMP (lampiran-3), membentuk budaya dan perilaku kerja yang kurang seperti ; bekerja santai, tidak tepat waktu, kurang partisipasi, tidak peduli dengan kesulitan perusahaan dan sebaginya. Budaya tersebut menghambat proses kinerja perusahaan yang dilandasi dengan nilai-nilai manajemen modern yang dianutnya.

Proses peralihan dan aplikasi softwarei SAP berjalan lamban dan belum mencapai sasaran. Peralihan program dan aplikasi software SAP sesuai dengan program perusahaan untuk terkordinasinya satu sistim data base yang terintegrasi dilakukan mulai pertengahan tahun 2009 dan selesai akhir tahun 2009 sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Dalam prakteknya peralihan dan aplikasi software tersebut sangat berjalan lambat dan belum dapat sepenuhnya membantu proses integrasi data yang diminta (lampiran-4). Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian dan dukungan dari karyawan serta perhatian pimpinan manjemen untuk memotivasi dan mendorong bawahan meningkatkan kemampuannya dalam mendalami program tersebut.

Lemahnya sistim keamanan terhadap asset perusahaan dan keselamatan pekerja terhadap gangguan luar. Permasalahan lemahnya sistim keamanan dapat dilihat dengan banyaknya laporan terjadinya pencurian, tindakan kekerasan, kendaraan umum (community) yang melintas di jalan produksi, pintu gate persimpangan yang tidak tertutup, karyawan atau tamu yang tidak memakai badge, security yang tidur malam ketika jaga, dan sebagainya, Hal ini terjadi karena kurangnya figure kepemimpinan yang kurang tegas dan sistim pengawasan yang kurang sehingga pelanggaran dan potensi ketidaktertiban terbuka lebar.

Memimpin perubahan dalam suatu organisasi atau perusahaan adalah salah satu tanggung jawab kepemimpinan yang paling penting dan sulit. Bagi beberapa ahli teori ini merupakan inti dari kepemimpinan dan segala hal lainnya adalah sekunder. Dibutuhkan kepemimpinan yang efektif untuk merevitalisasikan sebuah organisasi dan memudahkan adaptasi terhadap sebuah lingkungan yang berubah. Banyaknya teori yang berbeda dan tidak adanya temuan konsisten membuat sulit untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi kepemimpinan penting. Menurut Gary Yukl, 2009 terdapat 10 hal paling penting untuk meningkatkan fungsi-fungsi kepemimpinan kolektif bekerja dalam tim dan organisasi yaitu ; Bantuan Interpretasikan Makna Peristiwa, Buat Alignment (Orden / opstilling) pada Tujuan dan Strategi, Tugas membangun Komitmen dan Optimisme, Saling membangun Kepercayaan dan Kerjasama, Memperkuat Collective Identity, Mengatur dan Koordinat Kegiatan, Mendorong dan Memfasilitasi Kolektif Belajar, Mendapatkan Diperlukan Sumber dan Dukungan, Mengembangkan dan Pemberdayaan Masyarakat, Promosikan Keadilan Sosial dan Moralitas.

Mengacu pada peningkatan fungsi kepemimpinan tersebut, maka untuk mengatasi dan memperbaiki kinerja atas permasalahan PT. Bahari Cakrawala Sebuku perlu dilakukan perubahan-perubahan.

Beberapa perubahan yang harus dilakukan antara lain :
• Meningkatkan komunikasi pesan manajemen kepada karyawan dengan cara sosialisasi terhadap semua prosedur kerja lebih intensif
• Pengembangan Visi perusahan, perlu dibuat visi yang baru yang dapat merumuskan tujuan kedepan dengan lebih startegis dengan mengangkat nilai-nilai budaya setempat
• Mengubah sikap dan pandangan negative karyawan terhadap perusahaan dengan melakukan pemberdayaan karyawan dan mengajak karyawan lebih berpartisipasi terhadap program-program perusahaan.
• Melakukan pelatihan-pelatihan kepemimpinan (leadership) untuk para pengawas dan manajer, sehingga setiap level pengawas dalam mengambil peran sebagai pemimpin yang efektif.

PEMBAHASAN

Untuk mencapai kepemimpinan yang efektif tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan-kebiasaan yang telah terjadi selama ini menjadi suatu budaya yang sulit diubah. Dalam tulisan ini akan dibahas beberapa hal berkaitan dengan kepemimpinan yang efektif dalam proses perubahan di perusahaan ini antara lain: perilaku kepemimpinan, ukuran kinerja yang digunakan, keputusan yang perlu dilakukan pemimpin perusahaan, pola kepemimpinan untuk melaksanakan keputusan, dan perkiraan dampak terhadap keputusan yang diambil.

1. Perilaku kepemimpinan
Perhatian terhadap efisiensi tugas, hubungan manusia dan perubahan adaptif dikonseptualisasikan sebagai tiga dimensi independen bukannya tiga kategori perilaku spesifik yang saling meniadakan. Perilaku kepemimpinan spesifik akan melibatkan campuran dari tiga perhatian atau tujuan yaitu ; perilaku yang berorientasi tugas, berorientasi hubungan dan berorientasi perubahan (Yukl G., 2009). Perilaku yang berorientasi tugas yang meliputi perencanaan, menjelaskan dan memantau, ditunjukan melalui penyelesaian tugas menggunakan sumber daya dan personil secara efisien yang teratur dan dapat diandalkan. Perilaku yang berorientasi hubungan yang meliputi pemberian dukungan, pengembangan, pemberian pengakuan, ditunjukan dengan perbaikan hubungan dan membantu orang, peningkatan kerjasama tim, peningkatan kepuasan kerja bawahan dan membangun indentifikasi dengan organisasi. Sementara Perilaku berorientasi perubahan memperhatikan perbaikan keputusan startegis; beradaptasi terhadap perubahan lingkungan , meningkatkan fleksibilitas dan inovasi, membuat perubahan besar di bidang proses, produk atau jasa, dan mendapatkan komitmen terhadap perubahan.

Pengamatan terhadap perilaku kepemimpinan di perusahaan ini yang sangat menonjol saat ini adalah kepemimpinan yang berorientasi tugas. Dimana dalam setiap pekerjaan yang dilakukan perencanaan, menjelaskan dan pengawasan menjadi perilaku penting yang secara bersama-sama mempengaruhi kinerja bawahan. Perencanaan melibatkan bawahan dalam membuat keputusan tentang tujuan, prioritas, strategi, alokasi sumberdaya, pemberian tangung jawab, pembuatan jadwal aktivitas, dan alokasi waktu perlu dilakukan. Memberikan penjelasan dan mendiskusikan kegiatan meliputi memberikan tugas, menjelaskan tangung jawab pekerjaan, menjelaskan peraturan dan prosedur, mengkomunikasikan prioritas, menetapkan sasaran kinerja khusus dan target waktu, serta memberikan instruksi tentang bagaimana melakukan sebuah pekerjaan adalah salah satu tahapan penting sebelum kegiatan dimulai. Sementara pengawasan dalam kegiatan dapat digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhka, sehingga pekerjaan yang telah dan sedang berlangsung dapat dievaluasi bersama unit kerja. Hasil evaluasi tersebut dapat menjadi masukan untuk perbaikan kinerja tim kerja dan perusahaan secara umumnya.

Dalam sisi lain orientasi hubungan yang diperlihatkan dirasakan kurang menonjol dari kepemimpinan perusahaan ini. Kurangnya dukungan, pemberian pengakuan dan pengembangan telah menjadikan program-program berjalan tidak sesuai rencana. Memberikan dukungan meliputi hal penting dimana seorang pemimpin memperlihatkan pertimbangan, penerimaan, dan perhatian kepada kebutuhan dan perasaan seseorang khususnya bawahan. Seorang pemimpin yang penuh perhatian dan bersahabat terhadap orang akan lebih mungkin memenangkan persahabatan dan kesetiaan mereka. Memberikan pengakuan dapat berupa pujian dan memperlihatkan apresiasi terhadap orang lain atas kinerja yang efektif, keberhasilan yang signifikan, dan kontribusi penting kepada organisasi. Pengembangkan meliputi perilaku yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan dan memudahkan penyesuaian pekerjaan dan kemajuan karir seseorang. Pengembangan dapat berupa pelatihan, pemberian nasehat, dan konseling karir. Sehingga kurangnya pemberian dukungan, pengakuan dan pengembangan telah mempengaruhi kurangnya penguatan perilaku yang diinginkan, peningkatan hubungan antar pribadi, dan peningkatkan kepuasan kerja karyawan perusahaan.

2. Ukuran kinerja yang digunakan
Kinerja dapat diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Menurut Dessler (1997), kinerja merupakan prosedur yang meliputi (1) penetapan standar kinerja; (2) penilaian kinerja aktual pegawai dalam hubungan dengan standar-standar ini; (3) memberi umpan balik kepada pegawai dengan tujuan memotivasi orang tersebut untuk menghilangkan kemerosotan kinerja atau terus berkinerja lebih tinggi lagi.

Mengenai ukuran-ukuran kinerja pekerja, Ranupandojo dan Husnan (2000) menjelaskan secara rinci sejumlah aspek yang meliputi:
• Kualitas kerja adalah mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Kualitas kerja diukur dengan indikator ketepatan, ketelitian, keterampilan dan keberhasilan kerja. Kualitas kerja meliputi ketepatan, ketelitian, kerapihan dan kebersihan hasil pekerjaan.
• Kuantitas kerja yaitu banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat terselesaikan. Kuantitas kerja meliputi output, serta perlu diperhatikan pula tidak hanya output yang rutin saja, tetapi juga seberapa cepat dia dapat menyelesaikan pekerjaan yang ekstra.

Kinerja masing masing departemen (unit kerja) di PT. Bahari Cakrawala Sebuku dituangkan dalam Departemen objective sebagai sasaran yang harus dicapai oleh masing-masing departemen, dan hal ini merupakan tolok ukur pencapaian keberhasilan seorang pimpinan departemen dalam setiap tahunnya (lampiran-5). Sementara setiap karyawan akan diberikan individual job description yang didalamnya terdiri elemen-elemen keselamatan, lingkungan, biaya serta produksi yang akan menjadi tolok ukur keberhasilan masing-masing pekerja. Tolok ukur keberhasilan ini diberikan dan dinilai setiap tahun sebagai Key Performance Indicator (KIP) keberhasilan pekerja.

3. Keputusan yang perlu dilakukan pemimpin perusahaan
Keputusan kelompok secara potensial lebih tinggi daripada keputusan yang dibuat oleh satu individu seperti pemimpin, tapi banyak hal yang dapat mencegah suatu kelompok dari menyadari potensinya. Namun demikian dalam perusahaan kualitas pemimpin untuk membuat suatu keputusan yang startegis sangat besar peranannya.. Seorang pemimpin harus dapat mengembangkan diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Proses dalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: pemahaman materi, memperluas materi melalui belajar dan pengalaman, mengajar materi kepada orang lain, mengaplikasikan prinsip-prinsip, memonitoring hasil, merefleksikan kepada hasil, menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi, pemahaman baru, dan kembali menjadi diri sendiri lagi.

Beberapa keputusan yang perlu dilakukan pemimpin perusahaan untuk memperbaiki kinerja atara lain :
• Memperbaharui visi perusahaan dan mensosialisasikan kepada semua pekerja baik dari level manajemen sampai ke level yang terendah. Sebelum pekerja mendukung perubahan radikal, biasanya mereka harus memiliki visi masa depan yang lebih baik yang cukup menarik untuk membenarkan pengorbanan dan kesulitan akan memerlukan perubahan.
• Melakukan reorganisasi terhadap beberapa departemen yang tidak efektif. Sebagai contoh departemen komersial yang membawahi purchasing, logistic, administrasi, HRD, dan keuangan, sangat terlalu rumit dalam hubungan kerjanya. Kerumitan ini telah menjadikan control dan jalur komunikasi tidak berjalan dengan lancer, sehingga program-progam yang direncanakan seperti peralihan aplikasi SAP terhambat.
• Merubah sistim penilaian terhadap kinerja pekerja dengan memperhatikan semua aspek dan memberikan penghargaan bagi yang berprestasi serta memberikan sanksi bagi yang tidak mengikuti atau mendukung kebijakan perusahaan.

4. Gaya kepemimpinan dalam pengambilan keputusan
Gaya Kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Yukl Gary (2009) kebanyakan ahli teori ingin mengakui empat buah prosedur pengambilan keputusan yaitu ; keputusan yang otokratis, konsultasi, keputusan bersama dan pendelegasian. Secara umum gaya kepemimpinan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
• Gaya kepemimpinan otokrasi / direksi adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan diputuskan oleh pimpinan semata-mata.
• Gaya kepemimpinan konsultasi adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh pemimpin setelah mendengarkan masukan/saran dari bawahan.
• Gaya kepemimpinan bersama / partisipatif adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan. Gaya kepemimpinan delegatif adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan

Keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Dengan mempertimbangkan permasalahan-permasalahan yang ada dan penyebab terjadinya keengganan atau kurangnya dukungan bawahan terhadap program perusahaan maka pilihan gaya kepemimpinan dalam pengambilan keputusan yang disarankan adalah kepemimpinan partisipasi. Aspek kepemimpinan partisipasi yang dapat dilakukan antara lain mencangkup konsultasi, diskusi dan pengambilan keputusan bersama yang melibatkan bawahan. Sebagai contoh pengambilan keputusan mengenai jadwal roster kerja karyawan yang fleksibel secara simultan dapat membuat perencanaan jadwal kerja yang lebih baik dan produktif yang akhirnya dapat memperlihatkan perhatian atau kebutuhan karyawan.

5. Perkiraan dampak terhadap keputusan yang diambil
Salah satu yang paling penting dan sulit tanggung jawab kepemimpinan adalah membimbing dan memfasilitasi proses membuat perubahan besar dalam sebuah organisasi yang telah diputuskan.

a) Pengorganisasian perusahaan
Dengan dilakukannya keputusan perubahan yang diambil oleh pemimpin untuk perbaikan kinerja perusahaan, maka akan terjadi pergeseran budaya perusahaan ini. Budaya perusahaan melibatkan asumsi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh anggota kelompok atau organisasi. Budaya dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek perilaku seorang pemimpin, termasuk contoh-contoh yang ditetapkan oleh pemimpin. Pemimpin hadir untuk ; bagaimana bereaksi terhadap krisis kepemimpinan, bagaimana pemimpin mengalokasikan imbalan, dan bagaimana pemimpin membuat seleksi, promosi, dan pemberhentian keputusan. Pada kenyataannya jauh lebih mudah untuk menanamkan budaya perusahaan baru daripada mengubah budaya perusahaan yang telah lama. Mekanisme tambahan untuk membentuk budaya meliputi desain struktur organisasi, sistem manajemen, fasilitas, pernyataan ideologi formal, dan informal cerita, mitos, dan legenda.

b) Perilaku bawahan (follower)
Bawahan cenderung menolak perubahan besar karena berbagai alasan, termasuk ketidakpercayaan, keraguan dan ketakutan. Beberapa contoh mengenai penolakan terhadap perubahan di perusahaan ini diantaranya ; enggan melaksanakan prosedur kerja benar, menyebarkan berita negative mengenai program-program efisiensi, tidak mendukung peralihan aplikasi software baru dengan sikap acuh, dan menentang tindakan disiplin terhadap pekerja yang diberi sanksi karena malas. Namun demikian penentangan atau perlawanan harus dipandang sebagai respons defensif normal, bukan sebagai suatu kelemahan karakter atau tanda ketidaktahuan apalagi perlawanan.

c) Performance individu dan Perusahaan
Keputusan yang diambil oleh pimpinan, akan menyebabkan kinerja masing masing departemen (unit kerja) di PT. Bahari Cakrawala Sebuku menjadi lebih efektif sepanjang dilakukan pendekatan perilaku pimpinan yang berorientasi tugas dan kombinasi berorientasi hubungan dimplementasikan dengan baik. Performance individu akan meningkat dengan didukung oleh tingkat kepuasan pekerja yang meningkat. Dari segi performance perusahaan sebagai organisasi, akan terjadi perubahan-perubahan kinerja yang lebih baik dengan ditandai adanya budaya dan nilai-nilai baru dalam hal keefektifan kerja seperti ; meningkatnya disiplin kerja, kekompakan tim, suasana kerja yang harmonis, kebersamaan, dan nilai positif lainnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian dan ulasan pembahasan materi mengenai aspek kepemimpinan yang efektif dalam proses perubahan untuk perbaikan kinerja PT. Bahari Cakrawala Sebuku dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan yang tidak efektif telah menimbulkan permasalahan yang menyebabkan kinerja perusahaan tidak berjalan optimal seperti ; penyimpangan prosedur, pandangan negative pekerja, terlambatnya implementasi program dan ketidaksiplinan.
2. Perilaku kepemimpinan yang menonjol dijumpai adalah perilaku berorientasi tugas, sementara perilaku berorientasi hubungan masih kurang dilakukan. Perilaku ini telah menyebabkan terjadinya beberapa ketidak efisienan terhadap kinerja dan tingkat kepuasan karyawn rendak.
3. Dalam keputusan perubahan pekerja cenderung menolak dengan berbagai alasan, seperti ketidakpercayaan, keraguan tentang perlunya perubahan, kerugian ekonomi, takut kehilangan status dan kekuasaan, ketakutan kegagalan, dan lain-lain
4. Perubahan-perubahan yang telah diputuskan akan membawa dampak positif terhadap kinerja perusahaan sepanjang diimplementasikan dengan baik dengan pendekatan kombinasi perilaku kepemimpinan yang berorientasi tugas dan orientasi hubungan.

Beberapa saran yang diberikan mengenai aspek kepemimpinan yang efektif dalam proses perubahan untuk perbaikan kinerja perusahaan ini adalah:

1. Dengan mempertimbangkan permasalahan-permasalahan yang ada dan penyebab terjadinya keengganan atau kurangnya dukungan bawahan terhadap program perusahaan maka pilihan gaya kepemimpinan dalam pengambilan keputusan yang disarankan adalah kepemimpinan partisipasi.
2. Beberapa hal perlu segera dilakukan yaitu meningkatkan komunikasi, pengembangan visi perusahan, mengubah sikap dan pandangan negative karyawan terhadap perusahaan dan melakukan pelatihan-pelatihan kepemimpinan (leadership) kepada para pengawas dan manajer, agar kinerja perusahaan dapat segera ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

• Badan Pembina BUMN, Kantor Menteri Negara Pemberdayaan BUMN, 1999., Kepemimpinan Korporasi, Menteri Negara Pemberdayaan BUMN, Republik Indonesia, Jakarta.
• Cooper, D.R., & Schindler, P.S., 2008, Business Research Methods, Ninth Edition, Boston: Mc Graw Hill Book Co.
• Dessler, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Bahasa Indonesia Jilid 2. Jakarta: PT. Prenhallindo.
• http://www.pemimpin-unggul.com/buku/kilasan.html,
• Ranupandojo, H, Suad Husnan., 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE-UGM.
• Rencana Kerja Anggaran dan Belanja (RKAB), PT. Bahari Cakrawala Sebuku, 2010
• Yukl Gary, 2009. Leadership in Organization, fith Edition, Upper Saddle River New Jersey, Prentice-Hall, Inc.

Tidak ada komentar: