Minggu, 20 Februari 2011

ANALISIS PENGGUNAAN CONTIGUOUS WALL PILE (CWP) DAN SOIL CEMENT COLUMN (SCC) DALAM PENAMBANGAN BATUBARA
DI PT. BAHARI CAKRAWALA SEBUKU
Oleh : Hendrato Agung Gunawan


A. Pendahuluan

Untuk menggambarkan kondisi dunia bisnis dan dinamika pergerakan persaingan saat ini dapat digambarkan dalam sebuah kondisi yang keras dan perlu terobosan-terobosan dari para pelaku bisnis. Menurut Yukl (2009), lingkungan dari kebanyakan perusahaan makin menjadi lebih dinamis dan kompetitif. Kompetisi menjadi lebih kuat, harapan pelanggan meningkat, hanya tersedia waktu untuk mengembangkan dan memasarkan produk dan jasa baru, dan dengan segera mereka menjadi usang. Agar berhasil dalam lingkungan yang bergolak ini, perusahaan harus memiliki orang-orang pada setiap tingkatan yang berorientasi pada peningkatan dan pembelajaran yang berkelanjutan.

Terobosan teknologi dapat menimbulkan dampak yang dramatis dan seketika terhadap lingkungan suatu perusahaan. Terobosan ini dapat menciptakan pasar dan produk baru yang canggih atau secara signifikan memperpendek umur dari fasilitas manufaktur. Dengan demikian semua perusahaan terutama perusahaan yang berada dalam industry yang tumbuh dengan cepat harus berusaha memahami kemajuan teknologi saat ini dan kemungkinan di masa depan yang dapat mempengaruhi produk dan jasanya (Pearce dan Robinson 2007).

Cara umum yang biasa dilakukan perusahaan dan industri adalah mereka secara konsisten mengerjakan kegiatan yang spesifik dengan cara yang lebih baik atau berbeda dari apa yang pesaing lakukan. Untuk itulah mereka sering sekali butuh keterlibatan teknologi dengan segala keragamannya. Perusahaan dan industri dengan demikian harus secara terus menerus memilih, menggunakan dan menguasai teknologi yang baru. Sehingga kemampuan teknologi (technological capability)-kemampuan untuk menghasilkan dan mengelola perubahan teknologi – menjadi isu yang penting bagi setiap perusahaan dan industri untuk meningkatkan daya saingnya (Zulkieflimansyah 2002).

Perkembangan teknologi penambangan saat ini sangat pesat, dimana ditandai dengan penemuan-penemuan metoda penambangan baru baik tambang terbuka (open pit mining) maupun tambang bawah tanah (underground mining). Begitu pula teknologi peralatan yang dipakai mempunyai kapasitas yang sangat tinggi seperti misal excavator yang mampu menggali batuan dengan bucket 50 ton atau truck HD yang mampu membawa muatan overburden sampai 250 ton.

PT. Bahari Cakrawala Sebuku adalah sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan penambangan di Kalimantan Selatan. Kegiatan penambangan dimulai dari tahapan eksplorasi, pembersihan area (clearing), pengupasan tanah penutup (stripping overburden), penambangan batubara (coal mining), pemrosesan dan pencucian, kemuadian dijual dalam produk sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.

Dalam proses kegiatan penambangan tersebut terdapat sebuah kegiatan penggalian lumpur dimana menerapkan konsep inovasi teknologi penambangan baru yaitu kesetabilan lereng dengan penggunaan Contiguous Wall Pile (CWP) dengan Soil Cement Column (SCC). Proses perpaduan teknologi sipil yang diimplementasikan dalam dunia pertambangan, khususnya penambangan batubara di Indonesia hanya terdapat di tambang perusahaan ini.

B. Pembahasan Masalah

Tiga hal penting tahapan pembahasan masalah mengenai penggunaan Contiguous Wall Pile (CWP) dengan Soil Cement Column (SCC). dalam penambangan batubara di PT. Bahari Cakrawala Sebuku yaitu; evaluasi cadangan batubara, investigasi geoteknik dan penerapan metoda kesetabilan lumpur.

B.1. Evaluasi cadangan batubara

Evaluasi cadangan adalah upaya dalam memaksimalkan cadangan ekonomis yang dapat ditambang dari zona penyangga tersebut untuk menambah nilai ekonomi dan umur tambang. Evaluasi ini merupakan kelanjutan dari studi yang telah dilakukan sebelumnya mengenai peningkatan kesetabilan perimeter pit.

Daerah yang menjadi sasaran adalah zona perimeter / dinding batas di sisi Barat Pit Tanah Putih. Secara konseptual metoda tersebut ditujukan sedemikian sehingga penggalian lumpur pada blok penambangan yang berbatasan dengan perimeter Barat Pit dapat dimaksimalkan hingga ke batas dinding akhir yang memungkinkan dan aman secara teknis, dengan meminimalkan lebar ruang yang berfungsi sebagai zona penyangga. Dengan konsep tersebut maka akan terjadi penambahan cadangan batubara seperti pada table 1.

Tabel 1 : Tambahan cadangan dengan penggunaan metoda CWP & SCC


Sumber: Laporan Stabilisasi Lumpur Pit Tanah Putih, PT. Bahari Cakrawala Sebuku tahun 2009

B.2. Investigasi geoteknik

Investigasi geoteknik dilakukan setelah mengetahui bahwa masih terdapat cadangan yang cukup ekonomis untuk ditambang, tetapi memerlukan metoda baru yang harus dilakukan. Langkah investigasi ini terdiri atas:

a) Penyelidikan dan pengumpulan data / sampel dari lapangan melalui: pengeboran beberapa lubang disepanjang perimeter bund, dilanjutkan dengan test pit, vane shear test, piezocone pentration test berdekatan atau pada setiap lubang bor.

b) Pengujian di laboratorium terhadap sampel yang representatif dari lapangan. Uji laboratorium yang dilakukan meliputi : Selain melakukan uji dilapangan, pihak Golder juga melakukan uji laboratorium yang dilakukan terdiri dari : Rock mass classification (RMS), Moisture contents, Triaxial Test, Oedometer consolidation, Trial soil mixing, Chemical, dan Aggregate test

Berdasarkan investigasi yang dilakukan diketahui bahwa perimeter bund terbentang diatas lapisan lumpur / soft clay (kuat geser < 25 kPa) yang diikuti dibawahnya oleh stiff clay setebal sekitar 2 meter, disusul oleh lapisan mudstone. Umumnya lumpur terdiri atas clay. Pada lokasi tertentu ditemukan pula campuran pasir dan kerikil

B.3. Penerapan metoda kesetabilan lumpur

Setelah melalui studi dan analisis yang mendalam mencangkup semua aspek, teknis, kesiapan material dan biaya, maka diputuskan untuk menggunakan metoda Contiguous Wall pile (CWP) dengan Soil Cement Column (SCC). Metoda ini terdiri atas konstruksi dinding berupa pilar beton yang tegak sepanjang perimeter bund, yang akan didukung dengan area yang diperkuat di bagian depannya dengan konstruksi kolom berisi campuran semen dan lumpur dalam pola yang teratur dan rapat.


Gambar 1 : Skema kesetabilan lumpur dengan metoda CWP & SCC

Sumber: Hasil pengamatan lapangan dan dokumentasi PT. Bahari Cakrawala Sebuku tahun 2010

Metode ini bekerja secara efektif dengan membangun dinding pilar penahan yang dibuat dari kombinasi beton dan reinforcement besi di lapisan lumpur dengan pondasi menancap pada mudstone didukung pada sisi Pit dengan perkuatan tanah guna mengurangi efek tegangan terhadap pilar. Dinding pilar terdiri atas kombinasi pilar vertikal berdiameter 1,5 m dan pilar miring berdiameter 1,2 m.

C. Analisis

Analisis dilakukan dengan menggunakan metoda analisis SWOT, untuk mengukur sejauh mana faktor eksternal yaitu opportunity (kesempatan) dan Threat (ancaman) akan mempengaruhi terhadap bisnis penambangan dalam hal metoda penggunaan Contiguous Wall Pile (CWP) dengan Soil Cement Column (SCC) sebagai berikut.

1. Opportunities (Peluang)

Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Trend utama yang terjadi di pasaran biasanya merupakan salah satu sumber peluang (Pearce dan Robinson 2007).

Penggunaan metoda Contiguous Wall Pile (CWP) dengan Soil Cement Column (SCC), merupakan metoda baru dalam penerapan kegiatan penambangan batubara. Dengan penggunaan metoda ini perusahaan mendapat peluang untuk meningkatkan jumlah cadangan dan produksi serta dapat meningkatkan standar keamanan dalam penggalian lumpur.

Dengan tambahnya cadangan dan tingkat keamanan, akan menjadikan konsumen merasa aman akan supply batubara yang telah disepakati dalam kontrak. Dengan demikian peluang perusahaan untuk mendapat loyalitas dan pengembangan pasar semakin besar.

2. Threats (Ancaman)

Ancaman merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan penghalang utama perusahaan dalam mencapai posisi saat ini atau yang diinginkan (Pearce dan Robinson 2007).

Penggunaan metoda Contiguous Wall Pile (CWP) dengan Soil Cement Column (SCC), yang merupakan hal baru masih belum teruji secara penuh keberhasilannya, karena perhitungan kekuatan berdasarkan uji teknis melalui studi geoteknik dan pengambilan beberapa asumsi parameter. Dengan penggunaan metoda ini, apabila terjadi kesalahan dalam perhitungan dan implementasi di lapangan yang tidak sesuai dengan desain, akan mengakibatkan terjadinya kegagalan sistim kesetabilan lumpur tersebut. Kegagalan tersebut dapat mengakibatkan longsornya lereng lumpur dan menutup aktivitas kegiatan penambangan.

Dengan demikian penggunaan metoda Penggunaan metoda Contiguous Wall Pile (CWP) dengan Soil Cement Column (SCC), dapat menjadikan ancaman bagi perusahaan bila terjadi kegagalan dengan sistim tersebut. Hal ini akan mengakibatkan berhentinya produksi dan mengganggu strategi bisnis perusahaan pada akhirnya.

Selanjutnya menurut Thompson et al. (2008), terdapat tiga langkah dalam analisis SWOT yaitu mengindentifikasi terhadap faktor lingkungan internal dan external perusahaan, menyimpulan mengenai situasi bisnis perusahaan secara keseluruhan, dan tindakan untuk memperbaiki strategi perusahaan.

Agar tercapai pelaksanaan penggunaan metoda Contiguous Wall Pile (CWP) dengan Soil Cement Column (SCC) dalam penambangan batubara sesuai dengan rencana dan mempunyai tingkat keyakinan yang tinggi, maka pihak perusahaan melakukan langkah-langkah penting antara lain:

• Bekerjasama dengan konsultan geoteknik internasional ’Golder Associates.’ dalam mendesain dan menilai risiko yang timbul.

• Melakukan uji soil investigation dengan jarak yang lebih rapat (per 40 meter)

• Memakai kontraktor yang mempunyai pengalaman tinggi dalam bidang kontruksi sipil yaitu joint operation PP-Bauer.

• Pemilihan material (semen, gravel, pasir, besi) yang berkualitas tinggi

Melalui langkah-langkah prosedur yang jelas dan perbaikan yang menerus akan membuat strategi bisnis perusahaan berjalan aman dan semakin kuat.

D. Kesimpulan

Dari ulasan pembahasan materi dan analisis metoda Contiguous Wall Pile (CWP) dengan Soil Cement Column (SCC) dalam penambangan batubara di PT. Bahari Cakrawala Sebuku dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan metoda Contiguous Wall Pile (CWP) dengan Soil Cement Column (SCC), dapat memberikan tambahan cadangan yang cukup besar dan menambah tingkat keamanan kesetabilan lumpur daerah penambangan.

2. Metoda ini dapat menjadikan peluang (opportunity) bagi perusahaan untuk menciptakan kredibilitas dan loyalitas pasar atau konsumen, apabila berjalan sesuai dengan rencana dan desain, sehingga perusahaan dapat melangsungkan kegiatannya.

3. Metoda ini dapat menjadikan ancaman (threat) bagi perusahaan apabila terjadi kegagalan sistim kesetabilan lumpur tersebut. Kegagalan ini dapat mengakibatkan penutupan aktivitas penambangan yang pada akhirnya akan mengganggu strategi bisnis perusahaan untuk melangsungkan kegiatannya

Daftar Pustaka

Anonymous, 2009, Geotechnical Investigation and Concept Designs – Perimeter Bund Stabilisation, Golder Associates

Anonymous, 2009, Laporan Stabilisasi Lumpur Pit Tanah Putih, PT. Bahari Cakrawala Sebuku, Kalimantan Selatan

Anonymous, 2010, Rencana Kerja Tahunan – Teknis dan Lingkungan (RKT-TL), PT. Bahari Cakrawala Sebuku, Kalimantan Selatan.

Cooper, D.R., & Schindler, P.S., 2008, Business Research Methods, Ninth Edition, Boston: Mc Graw Hill Book Co.

Pearce John A., & Robinson R.B. Jr., 2007, Strategic Management – Formulation, Implementation, and Control, 10th Edition, McGraw-Hill Company Inc.

Suyartono, 2004, Hidup Dengan Batubara, Dari Kebijakan Hingga Pemanfaatan, edisi kedua, Yayasan Media Bakti Tambang, Mutiara Bumi, Jakarta

Thompson Jr. A., Strickland A.J., Gamble, J.E.,2008, Crafting and Executing Startegy, Seventeenth Edition, McGraw-Hill International Edition, McGraw-Hill Company Inc.

Yukl Gary, 2009. Leadership in Organization, fith Edition, Upper Saddle River New Jersey, Prentice-Hall, Inc.



Tidak ada komentar: