Gambar : keramaian Alfa gudang Rabat Yogya hilang bukan karena sepinya anggota milis berinteraksi - digambar oleh Icha (10th)
Ditulis untuk memperingati sepinya komunikasi milis UPNtby (milis anak-anak Tambang UPN-Yogya) dikarenakan lapar puasa kali
Sahuuur .... sahuuur.....
2 hari ini dan hari-hari berikutnya saya mencoba dan akan mencoba memaknai dan memahami kembali tradisi mulia dari anak-anak muda pecinta bulan puasa yg dengan gigih mencoba membantu membangunkan warga untuk bangun sahur dan puasa. Melalui corong pengeras masjid kampung kami seruan sahur... sahur.. saling bersahutan dengan harapan warga sekitar masjid segera bangun (makna sungguh) dari dekapan guling dan bantal nan empuk bangkit ambil wudhu atau cuci muka, merebus air (yg punya dispenser abaikan saja), sayur segera ‘dinget’, lauk disiapkan pauk dihidangkan (la duluan pa) dan seterusnya ... Saya memincingkan mata (bangun tapi tidak dg mata lebar, mendekati kriyip-kriyip) menengok jam tembok yang menempel di dinding masih menunjukan jam 2-an pagi, ah masih terlalu dini untuk sahur batinku, saya pun melanjutkan perjalanan ke pulau kapuk dengan diselingi seruan “sahur...sahur... bapak-bapak ibu-ibu sakmeniko wekdal sampun menunjukan pukul...mangga sami ... sahuur...sahurr...” begitulah setiap lima belas menit selang dari
Esreek .. esreek... klontanggg ... klontang ...Terdengar seperti parade musik kacau, wah model apa lagi ini batinku, seperti tahun-tahun lalu pasti ini kerjaan anak-anak muda yang berjalan sambil menyeret kaleng kosong bekas khong guan roti (bapak saya kalau lebaran pasti belinya khong guan, jadi yg keinget ya itu .. bukan promosi) terus tak lupa meneriakan sahur... sahur ... Faktanya ampuh tanpa basa-basi atau bisa-basi saya bangun tanpa perlu memicingkan mata lagi.
Fenomena seruan sahur yang bersahut-sahutan di masjid dan teriakan sahur anak-anak muda sambil berkeliling kampung dibulan Ramadhan adalah suatu hal yg telah lazim karena ini sudah menjadi tradisi turun-temurun dari tahun-ketahun. Dari sudut pluralisme sesungguhnya dalam komunitas yang multi religion dan culture saya yakin hal ini mengganggu kenyamanan dan hak sebagian saudara kita yang lain ‘mungkin’ tidak dalam posisi memerlukan bangun sahur. Namun kali ini saya mencoba melihat dari sudut pandang anak-anak muda tadi bahwa niat untuk membangunkan warga dari kelelapan tidur untuk sahur adalah suatu hal yang mulia dan berpahala, bukankah Nabi mengatakan bahwa ‘sesungguhnya dalam sahur itu terdapat barokah’. Saya yakin mereka mengerti betul bahwa bulan ini merupakan mega-promo yg banyak hadiah dan pahalanya Mas Yusuf Iskandar melukiskan ‘Jauh lebih besar, lebih luas dan lebih dahsyat dari itu’so mereka mengapresiasikan dengan caranya.
Imsaaak ... imsaaak ... imsaaak ...
Alkhamdulillah satu tahapan shaum barusan dimulai dengan baik, karena seruan imsak menandai batas akhir sahur sekaligus awal kita berpuasa melawan hawa nafsu, mengekang dan mengontrol keinginan sampai datangnya maghrib nanti. Jamaknya doa para muttaqin terdahulu, kitapun menunduk dengan hening memohon kepada Allah swt. agar sepanjang waktu itu tidak ada yang membatalkan puasa dan membatalkan pahala.
Upntby milis dengan anggotanya yang ratusan dari angkatan sepuh merentang sampai yang belia, ibaratnya sedang tidur pules meski teriakan sahur berapa kali di serukan namun hanya satu dua hitungan jari yg aktif sampai imsak bergema. Namun saya mencoba memaknai dan memahami imsaknya Upntby bukan akhir dari tidur tapi semoga awal dari bangun dan bangkit dari kesunyiannya .....
Yogya, Awal September 2008
Yogya, Awal September 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar