Kamis, 23 April 2009

Berburu Sikas Naga selepas kerja (1)

Gb. Sikas Naga umur 2,5 abad kurang, milik Bapak Ir. Joko Indratmo alias JIN (nama gaul)
Penggemar tanaman hias tentu saja (bukan tentu lawak tentu saja) tak asing lagi mendengar nama tumbuhan ’Sikas naga’ atau bernama latin Cycas rumphii (tak perlu dimasukin dalam hati kebenaran dari nama tersebut). Tumbuhan ini sangat unik karena bentuknya yang eksotis dan mempunyai nilai magnetis hingga mampu membuat kita tak jemu-jemu memandangnya (kaya lagune gantenge pacar gue). Dengan sisik yang mengkilap dan tersusun seperti sisik naga ditambah dengan bodynya yang memfosil (dangkalen lan ugo membatu) menyebabkan kita terobsesi untuk mengklasifikasikan Sikas naga mirip dengan tumbuhan purbakala dikuatkan dengan sisik-sisik yang menambah daya tariknya (grafitasi Sikas naga ; g = ½ SN kwadrat)
n
Bila rekan-rekan jalan-jalan naik sedan beli santan lantas ketemu wong edan di Kalimantan Selatan, maka disebelah tenggara pulau ini terdapat Pulau Laut dimana Kotabaru menjadi ibukotanya. Namun bukan itu maksud saya, disebelah timurnya Pulau Laut ada satu pulau kecil yang panjangnya kurang lebih 20 km dengan lebar 7 km, itulah Pulau Sebuku yang dimaksud, sebagai pembanding barangkali sebesar P Nusakambangan - ini akan lebih jelas karena rekan-rekan sudah familiar disana), dan yang penting jangan sampai salah karena kalau kita buka atlas Indonesia ada juga Pulau Sebuku di Kalimantan bagian atas (kalau nggak salah deket Nunukan), dan yang saya pikir paling penting sekali bagaimana saya bisa tak perlu menceritakan tentang kesampaian lokasi, emang mo buat laporan kerja lapangan ....
n
Suatu hari pabila rekan-rekan menginjak pulau ini, saya yakin anda akan menemukan penduduk pulau ini yang ramah-ramah selain juga karyawan-karyawan yang sopan (sofyan kali...) dari perusahaan tambang Batu-bara yang dikenal dengan nama Bahari Cakrawala Sebuku (BCS) bernaung dalam PKP2B (yang belum tahu PKP2B kebangeten). Keakraban karyawan disini kalau disadari bisa diacungi ibu jari, karena keakraban yang terbentuk disini seperti buah pinang dibelah dua (nggak nyambung ya), sebagai contoh acara renang ramai-ramai dipantai, goreng-goreng masak-masak, pertandingan antara camp atas camp bawah, pengajian malam jum’at, ada juga malam ’midodareni’, dan sebagainya ....sering dilakukan bersama-sama.
n
Maraknya dan naiknya popularitas tanaman langka Sikas naga, nih bisik-bisik tetangga konon kabarnya harganya bisa ratusan ribu rupiah, bahkan tanaman temen saya, ada yang sudah ditawar 10 juta tapi belum dilepas (embel-embel maklum yg nawar orang gila imbuhnya he...he...) menjadikan suatu hal baru bagi karyawan terutama yang staff atau non lokal. Singkat cerita, mulai hari jum’at siang, disela-sela kesibukan kerja beberapa teman udah mulai ’meeting’ membuat rencana kerja (tepatnya Rencana Berburu Sikas), digelarlah peta dan sketsa daerah yg menjadi sasaran, perlengkapan berburu, ganco, cukil (bukan cukil lele bro), sarung tangan perusahaan, plastik keranjang, siapa yang ikut dan siapa ketua kelopoknya, yg jelas menarik untuk didiskusikan.
n
Hari minggu adalah waktu yang tepat untuk berburu, karena jam kerja bagi staff kantor yang tidak gilir shift sampai tengah hari (BCS sebagian besar kerja dengan roster 31 kerja dan 11 hari off dan hari minggu bekerja setengah hari), maka sesuai manajemen POAC, setelah Planning (P) ada dan jelas (yg tadi saya ceritakan hari jum’at) selanjutnya di-Organisir (O dibaca o bukan oh..), ya...iya ketua kelompok mengorganisir sumber daya dan aktifitas sedangkan setiap anggota boleh mengorganisir dirinya daripada yang mana mengorganisir ketua (kwalat). Nah selanjutnya Action (A kalau maksa boleh dibaca ah..), seperti biasa kami turun melalui jalan tangga dari camp menuju pantai kemudian belok ke kiri menyusuri pantai pasir dan batu-batu karang yang terjal, tajam dan menantang. Sambil bercerita tentang pekerjaan, keluarga, ataupun kadang berita hangat di TV tentang Kristina, Ryan gay berdarah Jombang atau Luna Maya di dunia nyata, tak terasa sampai lah kita di lokasi perburuan tanaman SIKAS NAGA ....
n
Saatnya saya harus menceritakan betapa seru dan asyiknya perburuan ini, sampai-sampai saya tak menyadari bahwa atasan sudah berada diruangan untuk melakukan fungsi controlling (C) aktifitas kerja yang ada di kantor. Sebagai aktor yang baik saya tidak boleh menunjukan sikap terkejut (ingat konsep priyayi : aja dumeh, aja gumunan lan aja kagetan) yang perlu dilakukan adalah buru-buru menutup cerita ini dan kembali ke jalan yang benar untuk bekerja menyelesaikan laporan sambil bertanya dengan bijaksana membuka percakapan dengan atasan ”ada yang bisa saya bantu pak.....”

*) bila ada kemiripan nama, lokasi dan cerita, ini hanya kebetulan semata, untuk itu saya tidak perlu minta maaf
Sebuku, Akhir July 2008
Hendrato Agung G

7 komentar:

xxx mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
xxx mengatakan...

wah kok kehapus ya?!

saya copy-paste disini deh Pak:

'wah caught in the act while writing ya Pak... gpp, justru disitu letak keseruannya... keSEruan Pak, bukan keSAruan!'

keep writing!!
-melita-

Hendrato Agung G mengatakan...

Aku tak tahu, kenapa terhapus oleh pemiliknya, padahal tak pernah dihapus koq ..
swear .. ewer.. ewer ..
Mr. Hag

james andry mengatakan...

boleh pesan satu sikas pak? hehee...

Hendrato Agung G mengatakan...

hehhe... sikas yg di hutan Sebuku udh habis diburu para Sikasmania..

Unknown mengatakan...

Saya punya bebeberapa pohon sikas naga barangkali axa yg berminat.🙏🏻

Hendrato Agung G mengatakan...

terima kasih, sdh lama saya berganti dari sikas ke lombok...