Rabu, 28 Agustus 2013

Gempil

Sesaat setelah sholat maghrib di kamar, saya bergegas mencari makan untuk berbuka dengan praktis dan cepat, maka warung makan KFC Lembuswana Samarinda kiranya tepat untuk dituju, kecuali dekat juga slogannya yg usil ‘gratis bila pelayan kami tidak tersenyum’. Saya coba-coba cari keberuntungan siapa tahu pelayan sekaligus kasirnya tidak tersenyum,… ngalamat makan gratis atau setidaknya dapat senyum manis, hehehe…

“Makan disini atau dibawa pulang, pak?” begitulah pertanyaan awal sesuai prosedur, sambil tak lupa senyum
“Makan disini, ini.. itu… ini.. itu..” jawab saya singkat, agar yang antri tidak ngomel...
“Oke, baiklah,… “..zip..zip..zip.. (pelayan meletakan makanan dipiring dengan cekatan)

Setelah semua dihitung.. klik..klik..klik, total semua (termasuk pajak makanan) sebesar empat puluh empat ribu lima ratus rupiah, sambil menyebutkan ulang list satu persatu makanan yang dipesan.

“Ada yang bisa dibantu lainnya ?” sambil menyerahkan baki berisi piring dan makanannya...
“Ada mbak, mohon diganti piringnya, gempil !”
“Apa pak ?”
“Piringnya gempil, itu pecah dipinggir..” ulang saya sedikit keras, maklum agak bising, atau suara saya yang terlalu lembut barangkali…
“Oooh baik pak” piring dan makanan ditarik kembali oleh pelayan

Bagi saya piring yang ‘gempil’ tersebut sesungguhnya tidaklah menjadi soal saat itu, baik dari segi keselamatan (toh saya sudah tahu posisi yang gempil) ataupun mengurangi selera makan, karena dari estetika piring tersebut masih bagus dan bersih, cuma sedikit gempil.

Disini saya hanya ingin memberi sedikit perhatian dan pelajaran kepada KFC yang besar, bahwa piring yang gempil tersebut semestinya sudah terkena sortir untuk tidak dipakai, karena akan membahayakan konsumen (terutama anak kecil) dan juga bagi karyawan KFC sendiri. Banyak kejadian karyawan pencucian piring di catering dan warung makan yang tangannya terluka akibat priring-gelas atau perabot lainnya yang pecah ‘gempil’ tidak kelihatan.

“Ini makanannya silahkan, ada yang perlu dibantu lagi ?” sambil menyerahkan baki makanan
“Terima kasih…” sahutku lega.

Sambil menuju ke meja makan, saya tergoda untuk mengamati piring tersebut, dan ampun deh.., kudapati piring tersebut gempil dibawah, memang dari atas kelihatan utuh. Ya, sudah memang suratan takdir malam ini harus makan dengan piring yang gempil. Namun setidaknya saya sudah memberikan sinyal awal kepada pelayan dan KFC, bahwa sekecil apapun piring-gelas gempil tidak sepatutnya dipakai untuk menyajikan makanan di warung besar sekelas KFC. Dan semoga ini juga menjadi amal baik saya yang dicatat oleh Allah, sekalipun sekecil biji zarah.

Ingat teori “Due care”, anda sebagai produsen hendaklah melindungi konsumen karena anda lebih mengenal apa yang dihasilkan berikut perlengkapannya.

Samarinda, 27 Agustus 2013
H2Ag

Tidak ada komentar: