Kamis, 25 Februari 2010

ORBITUORI SETENGAH JADI


Gb. Mr. Hag di Nabawi - Desember 2009
Ditulis dan didedikasikan untuk semua anggota milis ex-BHP
Tidak sepatutnya saya membiarkan sebuah e-mail keluh-kesah sahabat saya berlalu begitu saja, dan kesempatan yg baik ini saya mencoba mengupas problematika komunikasi ini melalui pendekatan ilmiah (Scientific) dan intuisi (intuition)……

Akhmad Nurcholis atau biasa dipanggil cak Cholis, adalah sebuah figur seorang yang humoris, ceplas-ceplos, seneng guyon dan hampir (dua-per-tiga lebih) mirip seorang seniman, semua orang pun akan mengatakan hal yang sama. Mantan tetangga dan sahabat sejati, tak pernah seorangpun membayangkan apalagi tahu bahwa dia juga seorang pemberani. Teringat suatu ketika saya sedang berada di lokasi kerja Sebuku, sedang istri dan anak (5 th) di rumah Kotabaru, suatu hari (malam dong) rumah saya di satroni maling, istri saya yang terkejut teriak-teriak sambil ngewel melihat aksi maling dari jendela..... uhps tahukah anda, cak Cholislah yang pertama datang kerumah saya sambil membawa parang......, dan malingpun menghilang meski sempat membawa kompor gas,.... (thank Cholis, Thank God). Tak lama kemudian istri dan anak sayapun pindah ke Yogya karena trauma dan kebetulan anak juga mau masuk SD. Seiring kepergian anak-istri sering kali saya kesepian, duduk termangu di rumah Kotabaru bila off, dan lagi-lagi cak Cholislah sebagai dewa penolong datang menghibur saya dengan mengajak main ‘truff’ ..... menghilangkan rasa sepi (thank King of the truff)
So, rasanya tak mungkin bisa melupakan canda dan senyum manis cak Cholis. Apalagi hebatnya dia tak pernah marah sedikitpun bila saya ejek atau kritik, karena saya tahu raja truff tak mudah mengeluarkan As scop disaat-saat putaran awal (alias bersabar diri). Orangpun tak perlu ditanya, akan mengatakan Cak Cholis orang yang sabar.

Sesungguhnya teguran bung Indra (keren dipanggil Indy) kepada cak Cholis dan kita-kita (hyperbola) merupakan hal yang patut disyukuri karena pada dasarnya seorang pemimpin transformasi haruslah berani mengambil sikap dan mengutarakan hal-hal yang memang sepantasnya untuk diutarakan sebagai teladan untuk follower-nya. Selain itu di mata saya bung Indy bila berada ditengah-tengah komunitas milis tak segan selalu menyemangati kawan-kawan dengan joke-jokenya yang seger. So saya jadi teringat petuah Ki Hajar Dewantoro, bapak pendidikan kita, dituturkan bahwa seorang pemimpin pastilah sebagai seorang yang harus dapat memberikan teladan bila berada di depan (ing ngarso sung tulodo), membangun semangat bila berada di tengah (ing madyo mangun karso), dan memberi dorongan bila berada di belakang (tut wuri Handayani) . Nuwun sewu, bila boleh saya utarakan, sosok pemimpin yang telah memahami budaya kita budaya leluhur bangsa ya-itulah ada pada sosok bung Indy yang kita kenal sekarang ini.... dan selebihnya beruntunglah saya bisa menjadi sahabat bung Indy, sebagaimana juga anda semua yg ada di milis ini saya kira.

Seorang sahabat sejati, sejatinya harus dan wajib untuk selalu mengingatkan dan memberi feedback bila ada sesuatu yang harus diperbaiki. Bukanlah seorang sahabat bila salah satu diantaranya merasa sesak dan kurang sreg akibat guyon dari salah satu diantaranya lantas dipendam...apalagi sampai berkecambah. Hal yang seharusnya dilakukan adalah langsung ditegur diberitahu kesalahannya agar bisa segera kembali ke jalan yang lurus. Logikanya dengan cara tersebut komunikasi jadi lancar, temen yang tadinya kepleset bisa berdiri lagi dan akhirnya sinergi dalam bekerja sama, jadi manakah diantaranya yang tidak beruntung ? Penalarannya yang paling baik dan mudah untuk dipahami adalah mengingat sebuah ayat Alqurán : “Dan hendaklah diantara kamu dalam suatu golongan, menyerulah untuk kebaikan (khoir), dan mengajak dalam kesholehan (amal ma’ruf) dan mencegah dalam perbuatan keji (nahi mun’kar), maka mereka termasuk golongan orang-orang yang beruntung” (pak Lurah mohon koreksinya bila salah).

Dan singkatya hikmah yang kita petik adalah bila satu diantara kita salah / khilaf dalam perbuatan atau ucapan, maka cepat-cepatlah satu diantara kita mengingatkan dengan cara yang baik. Kalau hal ini bisa diterapkan, maka nuwun sewu, saya akan pejet tanda jempol (I like this) seperti dalam Facebook pada umumnya, bahkan 2 jempol bila ada.

Nah, komunikasi ....
Dunia virtual maya ternyata telah menggantikan mulut kita bicara lebih banyak lagi dan lebih banyak lagi. Bila kita sependapat untuk mengubah cara dan sikap komunikasi yang dulu-dulu guyon, vulgar, cengengesan, sembronoan, urakan, atau saling ejek, maka mari saatnya kita mengubah sikap kita dengan sedikit inovasi berkomunikasi. Ingat simbah kita mengatakan, ‘le...mbok aja waton guyon, ... tapi guyon sing nganggo waton..” itulah pesan tetua kita, kalau mau guyon (bercanda), bercandalah dengan elegan (bukan - kleleg degan) ? Penting disini saya ingin sampaikan bahwa sikap perubahan diri harus kita lakukan, karena masa lalu sesungguhnya sangat berbeda dengan masa kini apalagi yang akan datang. Pakar manajemen bisnis Charles Handy (1997) bahkan tegas mengatakan, ‘kita akan membuat kesalahan bila kita beranggapan bahwa masa depan adalah kelanjutan masa lalu,.... sebab masa depan itu akan sangat berbeda dengan masa lalu. Kita harus meninggalkan cara lama agar kita sukses menghadapi masa depan.”

Lalu, apa yang harus kita benahi ....
Sambung terus tali silahturahmi dalam milis dengan saling berbagi informasi positif, seperti semisal informasi ilmu popular (email bung Khudori atau pak Lurah), guyon waton (email pak Hafis), teknologi dan IT (email mas Hafidz), tausiah (email mbak Nina), kesehatan (email bang Adjie), dll, ataupun silahturahmi fisik (contoh minggu ini di rumah Pak Suryo - Yogya). Namun bila boleh saya sarankan, andaikata anggota millis yg jumlahnya 100-an, setiap bulan iuran sosial (sukarela tapi pasti) Rp. 50 ribu, maka terkumpul Rp. 5 juta perbulan atau Rp. 60 juta setahun... wow angka yg cukup gede. Saya yakin milis ini bisa berbuat lebih banyak untuk kegiatan sosial, seperti menyumbang Gea-anak 4 th yang dipasung ayahnya (saya sampai menitikan air mata – bukan buaya) atau bantuan anak-anak panti asuhan dan lain-lain, than hanya sekedar milis-milisan.

Finally, nuwun sewu, janganlah diantara kita memilih sikap menyendiri (ingat cerita episode Charles Wang), tetapi mari bersama-sama melalui milis bisa berkarya nyata, karena sungguh-sungguh kita hidup di dunia nyata ....
Bila anda tak percaya, coba gigit telinga anda !

Sebuku, 25 Feb 2010
Salam,
H2Ag

Tidak ada komentar: