Rabu, 03 Juni 2009

Mengapa Kualitas Harus di Jaga ?


Gb. Mr. Hag menginspeksi borepile hole diameter 1.5 m disela-sela kesibukan menulis, ...he... he...he...
a
a
Wee .. pasti sebagian diantara rekan langsung mengaitkan judul tulisan diatas dengan profesi saya sebagai penjaga kualitas batubara, sebagaimana yg saya lakukan bersama Pak Iwan Hafis about 10 tahun yg lalu. Sesungguhpun sama sekali tidak berkaitan namun bukan berarti cerita ini menjadi tidak menarik untuk ditulis apalagi dibaca ... bagi yang mau kalee ...

Konon kualitas mempunyai pengertian ‘the ability of a product or service to meet customer need’, secara sederhana disampaikan bahwa barang atau jasa itu berkualitas bila mampu untuk memenuhi apa yg diperlukan oleh pelanggan (kutahu yang kau mau ...cek.. cek..cek..). Boleh juga kita tengok kamus lengkap ekonomi karangan Rivai Wirasasmita dkk., mengartikan kualitas adalah sifat atau ciri yang membedakan nilai suatu barang atau jasa dari nilai barang lain yang sejenis (silahkan pilih yg cocok dengan hati sanubari). Tentu saja saya tidak ingin mengajak rekan membahas mengenai TQM, siklus PDCA, Six Sigma, JIT, konsep Taguchi, ataupun Pareto chart, tapi cukup sekedar bercerita, ya .. sekedar bercerita saja ...

Seminggu yang lalu (28/5) saya melakukan penerbangan dari Jakarta dengan tujuan Banjarmasin dengan pesawat Garuda GA534 tempat duduk 6E, sungguh tempat duduk yg kurang nyaman karena posisinya berada ditengah (kecuali kanan kiri nona manis, laen cerita bro...). Anehnya 3 hari sebelumnya dari Yogya ke Jakarta juga mendapat nomor 6E, tapi masih sempat memilih ketika chek-in, sehingga diganti dekat jendela dibelakang, so kalo dipikir-pikir emang udah takdirnya harus duduk di kursi 6E... piye jal ..

Pesawat meninggalkan landasan jam 14.00 siang atau 10 menit lebih lambat dari seharusnya, yang pasti memberi kesempatan saya dan penumpang lain sepuluh menit lebih panjang berdoĆ” agar selamat sampai tujuan (duhh alim bener niy ... no.. no..itu bukan alim, but berusaha menjaga keakraban dengan Sang Kholiq yg memberi keselamatan). Syahdan pramugaripun mulai berkeliling membagikan meal box makan siang, dan segelas apple juz dingin. Sambil menikmati tayangan ‘Just Laugh’ dagelan-dagelan iseng di layar monitor yang serinya diputar berulang-ulang dari penerbangan satu ke yang lainnya, saya menikmati makan siang tersebut dengan sedikit lahap, maklum belum sarapan tadi pagi ... ces... ces...

Sebagai penutup makan disajikan pula 3 iris buah yaitu; semangka berdaun kelor, pepaya (gandul) dan jeruk (bukan jeruk purut.. apalagi hantu). Dan terakhir menggigit sepotong buah jeruk, maaak nyeessss .... rasanya wuuiiih aseeem wal kecut, sampai muka meringis kekecutan. Rasa kenikmatan makan menjadi pudar dan sirna seketika ‘ngrasake’ lidahnya mengkerut karna terkejut menahan kecut. Saya yang tak pandai menghujat hanya bisa mbatin saja, Lha koq Kualitas buahnya seperti ini ya ? Terus bagaimana Quality Control System yang ada di Garuda (weleh... weleh... jerruu tenan mas lehe mbatin). Padahal saya tahu pasti perusahaan ini juga tetap menjaga kualitas layanannya walau produk yang digunakan menggunakan jasa perusahaan catering.

Walaupun hati kecut, rasanya saya juga tak perlu protes berlebihan atau bahkan mengajari Garuda bagaimana cara menjaga layanan mutu, karena kebanyakan orang bilang konsumen itu uniq, maunya perfec tak mau sedikitpun repot apalagi menerima apa yang telah dibayarkan tak sesuai dengan yang diharapkan. Sekalipun 200 penumpang mendapatkan hal yang sama atas kualitas yang tidak sesuai dengan harapan (jeruk kecrut, misal), tidak serta merta konsumen akan beralih ke jasa penerbangan lain, namun yang pasti mereka tetap mengalami kekecewaan (tingkatan yg lebih parah sampai sakit hati). Nah ini yang sebenarnya ingin saya sampaikan kepada rekan semua, mengapa kita harus menjaga kualitas produk atau jasa yang kita jual, adalah semata-mata bukan takut pelanggan lari atau pembengkakan biaya perbaikan tetapi lebih dari itu agar kita tidak mengecewakan apalagi menimbulkan rasa rugi bagi pelanggan atau orang lain (etika moral dan agama tidak menghendaki itu)

Namun rasa kekecutan saya pada akhirnya luntur ketika seorang pramugari yang manis menawarkan kembali satu gelas apple juz yang dituang dengan penuh hati-hati ke dalam gelas. Maka berikanlah kualitas produk atau jasa terbaik anda karena ‘high-quality products and services are the most profitable’.

Sebuku, 2 Juni 2009 malam

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Setuju and akur pak Agung.
Bagaimana kualitas kerja disebuku akhir2x ini?
semoga bertambah bagus dan profitable

hady

Hendrato Agung G mengatakan...

trim kalau setuju ...
2 orang berkualitas lebih baik dari 1 orang
sebuku is ok, so I am there ...

Hag